Tergantung Niat..

tumblr_m06af0nRY91rqgoqlo1_500 (1)

Kemarin ada temen yang tiba-tiba nanya:

“Fat, kenapa ada orang islam yang sholatnya nggak pake niat, terus melarang merayakan maulid nabi??? Katanya mamerayakan maulid itu menyerupai budaya kafir”

“Memang..”

Tapi, Kalau menurut gue melafadzkan niat itukan biar lebih afdhal aja.. Kembali ke niat masing-masing sih, kaya maulid kita niatnya untuk apa dulu, ya kalau untuk ikut-ikutan seperti orang kafir ya nggak boleh. Tapi kalau niatnya untuk memuliakan nabi, ya nggak masalah dong. Jadi.. Tergantung niat”

“oh, gitu”

——————————————————————————————————————————————-

Tergantung Niat.

Kita emang kadang sebagai orang islam, masih suka males mempelajari agama kita sendiri, secara detail dan mendalam. Takut fanatik, Takut nanti jadi radical, takut nanti jadi islam garis keras. And blablabla…

Tapi ketika ada orang yang menyampaikan hadits rasulullah salaullahu alahi wa sallam, yang ternyata menyelesihi kebiasaan kita.

Kita bantah abis-abisan. Dengan bantahan tanpa ilmu. Taqlid dengan ustadz atau kyai tertentu. Walau yang disampaikan orang tersebut adalah hadits shahih.

“Selama itu baik kenapa harus dilarang? Tergantung niatnya laah, niatnya untuk apa?”

Lagi-lagi “Tergantung Niat”

Bicara tentang “Niat”sayangnya amalan dalam islam nggak cukup cuma dengan sekedar “Niat”

Selain niat, juga harus ittiba, yaitu sesuai petunjuk nabi sallaullahu alahi wa sallam.

Atau sebaliknya,

Missal kita sudah beramal sesuai petunjuk nabi sallaullahu allahi wa sallam, tapi ternyata niatnya bukan karna Allah, karna ingin dipuji. (Re: riya)

Itu juga nggak bisa.

Jadi sayarat diterimanya amal itu ada dua, yang pertama niat karna Allah dan yang kedua sesuai petunjuk nabi sallaullahu allahi wa sallam.

[keterangannya silahkan baca: http://muslim.or.id/?p=5399%5D

Dan nggak bisa satu doang, Keduanya harus terpenuhi.

Gini deh, ketika kita mau masuk kuliah ternayata syaratnya ada dua, misalnya pertama harus lulus tes seleksi, yang kedua membayar uang administrasi.

Kita sudah lulus seleksi tapi kita nggak mau bayar uang administrasi, karna merasa kalau kuliah cuma perlu otak doang.

“Yang penting gue pinter”

Apa yang terjadi? Sampe nangis kokosetan pun nggak akan bisa.

Si staf sudah pasti akan menjawab dengan tegas “Kalau mau ya penuhi persyaratannya, kalau nggak mau, silahkan pergi. Masih banyak yang antri!”

Padahal ini masih perkara kecil lho.. Masih antara manusia sama manusia. Masa cuma kurang satu syarat aja nggak bisa?

Nah, bagaimana lagi, dengan amalan. Yang lebih nggak bisa main-main, lagi. Yang menyangkut antara manusia dengan sang pencipta?

Gimana rasanya? Udah capek-capek ikut tes seleksi, antri, dan lain-lain. Ternyata nggak diterima cuma karna kurang “satu” syarat.

Udah bukan sakitnya disini, tapi dimana-mana.

Sia-siakan?

Kenapa kita nggak mencoba terapkan ini kemasalah yang lebih serius. Yaitu ibadah.

Gimana rasanya, udah beribadah capek-capek, tapi ternyata ibadah kita tidak diterima, cuma karna satu syarat yaitu “nggak sesuai sunnah”

Sakitnya tuh disana.. Di Akhirat.

Ditambah bid’ah bukanlah hal remeh, bukan sekedar amalan kita sia-sia karna tertolak. Tapi bid’ah adalah seburuk-buruknya perkara dalam agama.

Silahkan baca selenglapnya di [Bid’ah dan Bahayanya http://muslim.or.id/?p=19507%5D

Coba pikir lagi, masih keukeuh “Tergantung Niat?”

Kalau tas kita yang berisi uang 10jt dirampok orang, dan ketika si maling tertangkap oleh polisi.

Dia mengatakan “tapi niat saya baik, untuk biaya makan anak istri”

Apa kita juga akan mengatakan “Oiya deh pak, tergantung niat, kalau niatnya untuk menafkahi anak istri, nggak masalah, tergantung niat.. ”

Yang ada pasti kita udah mencak-mencak duluan. “Nggak bisa gitu dong pak! Tetep aja salah! Nggak dibenarkan dalam agama! Walaupun tujuannya baik!”

Begitu juga dengan bid’ah.

karna“Setiap bi’dah adalah sesat, walaupun manusia menganggapnya baik.”

[Al Ibanah Al Kubro li Ibni Baththoh, 1/219, Asy Syamilah]

Jadi, sepakat ya.. “Niat saja tidak cukup”

Inilah pentingnya ilmu sebelum amal. Apasalahnya sebelum kita mengamalkan sesuatu kita pelajari dulu ilmunya. Dari pada tersesat kedalam kesia-sian?

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi [18] : 103-104)

Wallahu’alam bissawab..

Mengenai masalah pelafadzan niat, dan maulid nabi secara detail saya serahkan kepada ahlinya. Silahkan simak:

-Polemik Pelafalan Niat Dalam Ibadah http://muslim.or.id/?p=10689
– Kumpulan Penjelasan Mengenai Perayaan Maulid Nabi http://muslim.or.id/?p=5584

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita. Membuka pikiran dan hati kita agar mudah menerima ilmu yang bermanfaat.

2 pemikiran pada “Tergantung Niat..

Tinggalkan komentar