Nyindir diSocmed? Kenapa nggak..

tumblr_mr9s3oxM3i1s753zro1_500

Jangan katakan,

“Kalau ada suadara kita yang belum kenal sunnah, belum paham ajak dan rangkul dengan lembut, jangan nyindir lewat status..”

Kalau kamu sendiri masih doyan update status.

saya selalu ingin menyampaikan banyak hal kepada seseorang, yang sudah saya kenal ketika saya menemukan sesuatu yang salah dalam hidupnya, saya tidak ingin mengatakan saya adalah orang yang -terlalu- perduli. tidak juga. karna kenyataannya saya lebih banyak diamnya melihat kemungkaran yang terjadi dari pada bertindak.
Jangnkan untuk bertindak untuk menyampaikannya saja terkadang sulit, ada banyak pertimbangan yang membuat saya berpikir kalau -lebih baik- tidak usah disampaikan.

dan ini terus terjadi, kalau tidak mereka sendiri yang datang dan menceritakan semuanya kepada saya. istilah kerennya “curhat”

baru saya ada ruang untuk menyampaikan bahwa apa yang ia lakukan itu salah.
tapi, bagaimana kalau dia tak kunjung datang, sementara makin hari penyimpangannya semakin menjadi-jadi, dan membuat saya akhirnya tidak tahan,

Mungkin saya berlebihan, terlalu membawa perasaan atau saya terlalu “mikirin” jadi orang.

Tapi saya hanya tidak ingin, tidak rela teman saya terjerumus terus menurus. Saya teman dan saudara macam apa yang nggak ngefek sama sekali melihat saudara sesama muslimnya, terjerumus begitu saja.

Ini bukan berarti saya merasa diri dan hidup saya sudah sangat benar, bukan. Ini hanya bentuk bahwa saya tidak ingin hal buruk tejadi padanya.

Karna adakalanya saya juga mendatangi seseorang untuk curhat dan minta pendapat.

saya selalu ingin -bisa- melakukan sesuatu untuk orang yang sudah mau, dan percaya mendatangi saya untuk mendengarkan kisah hidupnya.

kalau begitu, saya bisa dengan mudah merangkulnya, juga insya Allah mengajaknya dengan lembut, memperkenalkan dakwah sunnah.

tapi, bagaimana kalau dia tak kunjung datang?

sekali lagi,

bagaimana kalau dia tak kunjung datang?

Apa saya harus menemuinya secara langsung, merangkulnya, mengajaknya dengan lembut, memperkenalkan dakwah sunnah?

mungkin kamu, sudah lebih dulu mampu melakukan itu. Tapi saya belum.

Yang bisa saya lakukan hanya menulis untuknya, difacebook, twitter atau diwordpress, mungkin tulisan saya terlalu “menyindir” atau kurang lembut. tapi tidak ada maksud lain, saya hanya berharap “dia” seseorang disana, yang mulai salah melangkah bisa baca dan akhirnya secara tidak langsung menjadi tau dan sadar bahwa yang ia lakukan salah. Dan juga untuk dia, dia yang lain yang membacanya.

Menulis adalah sarana dimana saya bisa menyampaikan apa yang sudah tidak bisa lagi, saya sampaikan secara langsung kepada orang tersebut, seperti yang saya jelaskan diatas, kalau saya tiba-tiba datang dan memberi nasehat tanpa diminta akan lebih beresiko menyebabkan kesalah pahaman. Bahkan mungkin jadi permusuhan dan kebencian, karna terlalu sedikitnya ilmu, dan minimnya pengalaman berdakwah.

maka, Alhamdulilah dengan adanya social media ini kita harusnya besyukur dan saling mendukung, karna kita masih bisa tetap memberi nasehat, menyadarkan orang tanpa membuat orang tersebut merasa dihakimi dan digurui. Pun tidak membuat kita terlihat seolah-olah seperti ustadz/ustadzah.

mungkin bukan hanya saya, tapi kita semua..

pernah kah muncul perasaan, dihati kita pingin banget benerin hidup seseorang -walau hidup sendiri belum bener-bener amat-

ada perasaan ingin mengembalikan seseorang kejalan yang benar, -walau diri sendiri belum tentu berada dijalan yang benar atau istiqomah diatas jalan yang benar-

atau sekedar nggak tahan dan ingin menyampaikan bahwa apa yang ia lakukan adalah salah.

tentu, tidak terlepas bahwa kita juga, tidak bebas dari melakukan kesalahan.

Dan itu yang saya rasakan.

Akhir-akhir ini yang saya lihat sendiri banyak dari mereka -orang yang saya kenal- seperti teman waktu sekolah dulu, atau teman kecil, atau teman dimasa lalu, kini jauh banyak berubah. Atau juga mungkin orang-orang disekitar kalian.

bukan masalah jika berubah menjadi -lebih- baik. tapi jika sebaliknya?

ketika saya tanya salah seorang teman, yang terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik,

“Kenapa bisa terjerumus kedalam hal seperti ini?”

dia menjawab, awalnya temannya selalu cerita akhirnya tertarik dan mencoba.

lalu, saya bertanya kepada salah seorang teman yang berubah jadi sosok yang aktif datang kepengajian.

dia menjawab, awalnya temannya selalu cerita akhirnya tertarik dan mencoba.

ini bukti, betapa cerita atau omongan kita kepada seseorang tanpa kita sadari akan tertanam dipikirannya, lalu mampu merubah hidupnya yang tadinya buruk menjadi baik, atau sebaliknya.

Ya begitu juga dengan menulis. Terkadang untuk melakukan hal besar seperti merubah hidup seseorang, kita nggak perlu melakukan hal besar pula.

maka tulis dan ceritakanlah, sesuatu yang baik kepada siapapun.

kebiasaan kita wanita, yang doyan curhat, doyan update status, doyan ngetweet -kayak saya- bisa kita gunakan untuk sarana dakwah, kepada siapapun, temen, adik bahkan ibu kita.

kalau nyindir disocial media lalu sindiran kita menusuk kehati dan nurani seseorang membuatnya menjadi bangkit dan tersadarkan, memang kenapa?

Bukankah, itu baik?

lagi pula saya sering kok merasa tersindir dan tertampar ketika membaca status seseorang, lalu membuat saya berpikir dan tersadarkan.

dan saya sangat bertrimakasih dengan orang-orang yang doyan nyindir distatus, dengan isi yang bermanfaat. Yang mampu menyadarkan saya dan banyak orang.

“Jika anda, punya teman yang mengajarkan atau menyeru pada kebaikan difacebook, Anda harus bersyukur, berterima kasih dan berbuat baik pada mereka karna mereka tidak pernah meminta Anda membaca tulisan atau usaha mereka, Mereka tidak meminta anda untuk sedekah jempol pada status mereka, itu berarti mereka telah memberi mu sedangkan mereka tidak meminta apapun darimu untuk kau berikan pada mereka..”

[Ustadz Hasan Al-Jaizy]

Semoga tidaklah tertulis, distatus-status kita.. melainkan hal yang baik. -Hanya Allah yang memberi Taufik dan Hidayah-

TAMBAHAN Karna, ternyata ada yang salah paham, memahami isi tulisan ini..

maksud nyindir disini, bukan nyindir yang keras dan kasar yang menunjukan bahwa diri seseorang tersebut sudah paling benar.

Saya sendiri sering tersadarkan, tertampar, merasa kesindir sama
status/tulisan orang yang padahal itu bukan ditujukan untuk saya.

Tentu, bukan karna status seorang itu kasar, menyakitkan hati, atau penuh sindiran yang merendahkan orang lain.

Tapi justru, karna indahnya orang tersebut merangkai setiap katanya hingga menusuk hati dan nurani saya, membuat saya sadar tentang kesalah2an saya.

Jikaada tmn kita terjerumus kedalam kemasiatan, tapi sementara kita nggak mungkin datengin secara lgsg untuk ngasih nasehat, karna khwatir terjadi salah paham.

maka, kita bisa menulis untuknya, walau nggak dicc-in atau taq tapi tulisan itu kita tulis untuknya dengan harapan dia baca, dan akhirnya tersadarkan.

Kadang untuk menuliskan sesuatu, nggak perlu menulis dengan yang kita maksudkan. Bisa dengan hal yang semakna dengan nya.

Dan sama sekali nggak ada didalam tulisan saya yang isinya merendahkan orang lain/menganjurkan orang lain untuk bersikap keras dalam berdakwah.

Apalagi merubah hukum asal, berdakwah.

Allah yubarik fiik.

Tinggalkan komentar